KATAK DAN SIPUT
Di sebuah sungai
terdapat sekelompok katak yang sedang berenang. Salah satunya bernama Kungkong.
Kungkong mempunyai sifat baik hati. Suatu haru Kungkong bertemu dengan Pori,
siput yang hendak menyeberangi sungai. Padahal air sungai sedang
meluap.Kungkong pun berniat memberi bantuan.
“Hai Pori, apakah
kau membutuhkan bantuanku?”
“O…aku tidak
membutuhkan bantuanmu!”jawab Pori.
“Maaf jika kau merasa
tersinggung, Pori.”
“Tidak, aku tidak
tersinggung. Aku hanya akan membuktika kalau aku bukan hewan lemah yang setiap
saat perlu kau tolong!” jawab Pori sinis.
Dengan berjalan
pelan-pelan, Pori mulai menunjukkan kehebatannya pada Kungkong. Namun tanpa disangka,
tubuh pori terseret arus sungai yang cukup besar. Pori berteriak minta tolong
“Tolong, tolong
aku!” Kungkong yang telah pergi meninggalkan Pori mendengar teriakan Pori.
Sejenak ia terdiam sambil berusaha menangkap suara minta tolong yang datang
dari arah sungai. Kungkong berniat menolong, kemudian ia pun berlari menuju
sungai.
Namun rupanya di
tepi sungai sudah banyak hewan, termasuk teman-temannya. Kungkong pun mengajak
teman-temannya untuk menyelamatkan Pori.
“Untuk apa kita
menyelamatkan Pori yang sombong dan tidak tahu terima kasih itu?” jawab
teman-temannya.
Dengan tekad yang
bulat, kungkong menyelam dalam sungai seorang diri. Ia berusaha mencari Pori
yang ternyata ada di dekat bebatuan. Kungkong segera membawanya ke darat.
Setelah sadar dari
pingsannya, Pori mengucapkan banyak terima kasih pada kungkong. Ia juga meminta
maaf atas perbuatannya. Pori juga merasa malu karena telah menghina maksud baik
Kungkong. Kungkong juga meminta maaf kata-katanya telah menyakiti
hati Pori. Mereka tersenyum bahagia. Mulai saat itu Kungkong dan Pori menjadi
sahabat yang sangat erat.
SEMUT DAN LEBAH
Di sebuah taman
tinggallah seekor semut dan lebah. Mereka ingin sekali berebut kemenangan. Pada
pagi yang cerah ketika lebah sedang terbang ke sana-kemari, dia baru menemukan
ide untuk mempersiapkan kemenangan lomba dengan semut.
Lebah berkata,”Hai,
semut aku sudah punya ide. Bagaimana kalau kita berlomba mencari madu yang ada
di taman ini?”
Semut menjawab,”Oke,
aku setuju.”
Pada waktu
perlombaan dimulai, semut berbuat curang. Dia memanggil teman-temannya untuk
menempatkan dirinya masing-masing di beberapa pohon. Ketika lebah sudah
menemukan madu di sebuah pohon, dia sangat bahagia. Lebah merasa dirinya yang
paling hebat dan cerdik, tapi dia terkejut ketika melihat seekor semut sedang
menghisap madu di pohon itu. Lebah merasa dipermainkan.
Semut berkata.”Hai,
lebah kau sekarang kalah dalam perlombaan ini, akulah yang paling hebat dan
cerdik dari kamu, karena akulah yang lebih dulu menemukan madu di pohon ini.”
Walaupun lebah kalah, dia tidak mudah putus asa, dia terus berjuang.
Pada suatu hari,
lebah terbang ke sana-kemari mencari makanan. Tapi ketika lebah terbang di dekat
sarang semut, dia mendengar dan melihat sekelompok semut sedang
membicarakan perlombaan dengan lebah dan berniat jahat untuk mengalahkan lebah.
Lebah baru tahu apa yang dilakukan semut dalam perlombaan ini.
Ketika siang hari
yang cerah, lebah membalas perbuatan kepada semut. Lebah memanggil
teman-temannya untuk menghancurkan sarang semut. Dengan tiba-tiba sekelompok
lebah menyerbu sekelompok semut. Akhirnya semut menyerah kepada lebah. Karena
semut takut kalau rahasianya akan terbongkar, dia berjanji tidak akan
mengulangi perbuatan semua ini. Semut sadar kalau selama ini dia telah berbuat
tidak baik kepada lebah, dia langsung meminta maaf. Lebah juga minta maaf dan
dia juga memaafkan semut. Akhirnya mereka berjanji akan selalu menjadi sahabat
yang baik dan setia.
HARIMAU YANG TERJERUMUS
Di sebuah hutan,
tinggallah binatang-binatang yang kehidupannya aman dan tenteram. Tetapi sejak
kedatangan harimau buas, sering terjadi kerusuhan di hutan karena harimau itu
sering mengacau. Namun ada satu binatang yang berani menentang harimau, yaitu
Pena si kucing jantan.
Sampai suatu hari,
harimau yang biasa dipanggil Harim, membuat keributan di rumah Pena. Pena yang
melihat kalau Harim sedang mengacau di rumahnya. Ia merasa sangat kasihan pada
orang tuanya karena itu ia segera mengambil tindakan. Pena berusaha mengalih
kan perhatia Harim
“He..Harim,
keluarlah, kalau kamu jantan kejarlah aku!” Pena sengaja berkata dengan keras.
Mendengar teriakan
Pena Harim merasa ditantang. Ia pun segera keluar dari rumah Pena dan mulai
mengejar Pena yang telah berlari cukup jauh. Sedangkan itu Pena yang sedang
dikejar Harim berusaha mencari ide untuk membuat jera Harim. Tidak terasa
mereka telah sampai di tengah hutan. Ketika melihat sumur tua di tengah hutan,
Pena pun mendapat ide. Ia sangat yakin kalau harimau yang kelihatannya parkasa
dan menakutkan belum tentu mempunyai otak yang cemerlang.Pena segera berhenti
ketika sampai di tepi sumur.
“Sekarang kamu mau
kemana, ha?” kata Harim sambil memamerkan giginya
“Tunggu dulu Harim!
Kalau kau mau memangsaku, kau harus kalahkan dulu temanku yang hendak
menantangmu. Dan temanku itu bersembunyi dalamsana.” Kata Pena sambil menunjuk
pada sumur tua itu.
Kemudian Harim
mendekati sumur dan ia segera menunjukkan giginya yang runcing. Tapi alangkah
kagetnya Harim, karena hewan yang ada dalam sumur itu mengikuti gerakannya
dengan sangat mirip. Harim memamerkan cakarnya yang tajam, tapi hewan itu juga
menirukannya dengan persis. Kini Hari sangat marah . tanpa berpikir panjang ia
segera melompat masuk dalam sumur. Dan tidak lama kemudian Harim telah mati.
Pena tersenyum puas
karena dapat mengelabuhi Harim. Sebenanya ia tidak tega. Tetapi itu adalah
balasan yang setimpal atas perbuatannya pada binatang penghuni hutan. Karena
kecerdikannya itu, ia di kenal sebagai hewan yang cerdik, pandai, cerdas dan
pemberani.
PATIH BUAYA YANG KORUPSI
Di sebuah sungai,
tinggallah sekelompok buaya yang dipimpin oleh seorang raja yang arif
bijaksana. Raja buaya selalu memikirkan kehidupan rakyatnya, sehingga raja
sangat disayangi dan dicintai rakyatnya. Rakyat buaya pun hidup makmur dan
tenteram.
Pada musim
penghujan, keadaan buaya sedang menderita karena banjir melanda sungai. Rakyat
buaya kebingungan dan tidak tahu harus berbuat apa. Melihat rakyat buaya
menderita, raja merasa harus bertanggung jawab atas rakyatnya. Semakin hari
raja semakin prihatin melihat pemderitaan yang dialami rakyatnya. Akhirnya raja
memutuskan untuk membagikan makanan yang disimpannya untuk berjaga-jaga sewaktu
musim hujan tiba. Dengan segera raja mengutus kedua patihnya untuk membagikan
makanan itu pada rakyatnya secara adil. Kedua patih kepercayaan raja buaya
dengan senang hati menerima titah rajanya.
Kedua patih itu
segera membagi-bagikan makanan seperti apa yang diperintahkan raja. Namun pada
waktu itu patih Karta melihat patih Narta mengurangi setengah dari makanan yang
akan dibagikan pada rakyat.
“Hai, Patih Narta.
Kenapa kau memakan sebagian makanan yang seharusnya diberikan pada rakyat?”
Namun rupanya patih Narta tidak mempedulikan larangan patih Karta. Ia bahkan
mengatakan kalau patih Karta iri melihat keberhasilannya mendapat sebagian dari
makanan rakyat.
Dengan sabar patih
Karta menasehati patih Narta. Namun patih Narta justru mengejek nasehat patih
Karta sehingga terjadilah adu mulut antara keduanya.
“Apa hakmu
melarangku berbuat sesuatu yang aku sukai?”
“Tapi ini makanan
milik rakyat! Lihatlah di luar sana rakyat buaya sangat menderita. Mereka
sedang kelaparan! Kalau kau terus begini, kau akan kulaporkan kepada raja, agar
kau dihukum dengan setimpal!”
Namun belum sempat
Patih Karta melapor ke raja, Patih Narta menyerangnya dari belakang. Di antara
mereka terjadi perkelahian hebat. Keduanya sama-sama kuat. Namun di mana pun
kejahatan pasti kalah oleh kebenaran. Begitu juga dengan patih Narta. Ia pun
mati. Kematiannya bukan karena serangan patih Karta, melainkan kepalanya
membentur batu besar di tepi sungai karena terlalu bernafsu menyerang Patih
Karta.
Hari itu juga Patih
Karta melaporkan kejadian itu pada raja buaya. Ia juga menceritakan tingkah
laku Patih Narta. Mendengar itu raja buaya sangat bangga pada Patih Karta yang
sangat setia padanya. Sejak itu kehidupan rakyat buaya semakin aman dan
tenteram karena dipimpin raja yang arif dengan seorang patih yang sangat setia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar